Sepuluh Tips Menjadi Penulis Sukses
SEPULUH TIPS MENJADI PENULIS SUKSES
Sobat Nida pasti sudah sering dengar
bahwa satu kata kunci sakti mandra guna
untuk bisa menulis dengan baik, adalah kita perlu berlatih sebanyak dan
sesering mungkin. Kita bisa menulis di
blog pribadi atau di buku harian. Yang penting lakukan hal itu dengan tekun dan
konsisten. Sejutaaaa?
Berikut ini sepuluh tips penting
lainnya dari Indria Salim, anggota komunitas Penulis Perempuan Women Script :
§ Menulis dengan ringkas, padat dan
sekaligus menarik. Semakin sering menulis, semakin terampil kita menggunakan
kata atau kalimat yang relevan saja. Tidak ada kata-kata yang tersaji tanpa
arti. Satu kata akan menambah makna tulisan kita. Ini bukan sekadar menambah
jumlah halaman.
§ Menulis sebaiknya tidak dilakukan
sambil mengedit. Itu dua tahap yang sebaiknya dilakukan terpisah.
§ Bagilah tulisan dalam beberapa
paragraf pendek. Idealnya, satu paragraf itu mengungkapkan satu ide pikiran.
Pecah-pecahlah panjang dan struktur kalimat sedemikian rupa agar tidak
membosankan pembaca. Kalimat-kalimat yang runtut dan tidak berbelit-belit akan
memberi kenyamanan pembaca tulisan kita.
§ Menulis dengan jelas. Ini juga bisa
berarti menulis dengan spesifik, tidak mengawang atau melebar tanpa relevansi
dengan topik yag dibicarakan. Pembaca akan kesal setengah mati saat terjebak
dengan bacaan yang tidak jelas isinya. Ingatlah bahwa pembaca tidak selalu
punya banyak waktu. Sebuah novel yang tebal, kalau isinya menarik dan mengikat
minat pembaca itu jelas berbeda dengan sebuah tulisan sependek satu halaman
yang menuai cercaan pembaca karena isinya yang tidak jelas bagi pembaca.
§ Pentingnya bahasa yang komunikatif.
Menulislah seakan sedang berbicara – alami dan tanpa berpretensi sok tahu
dengan memakai bahasa ilmiah. Ini berlaku untuk banyak ragam tulisan, baik
fiksi atau non-fiksi. Perkecualian bisa dipahami apabila kita menulis buku
pelajaran atau bahan studi (textbook). Hindarilah istilah yang hanya diketahui
oleh kalangan tertentu (jargon).
§ Menulis dengan pesan yang kuat. Ini
bisa dilakukan bila kita mengembangkan tulisan berdasarkan ide pokok yang
jelas.
§ Tunjukkan pembaca tentang sesuatu,
bukan menceritakannya. (Show, don’t tell). Dalam tulisan non-fiksi, ini bisa
dilakukan dengan menulis hal-hal secara spesifik, tidak mengambang atau
abstrak. Itu sebabnya kalimat pendek, tapi menyajikan fakta lebih disarankan
daripada kalimat panjang berbelit dengan pokok ide yang kabur.
Dalam tulisan fiksi, ini dilakukan dengan memberi deskripsi tentang suatu keadaan atau karakter. Contoh: "Anak kecil itu pakainnya lusuh dan compang-camping. Melihatnya membuatku teringat wajah kakek berumur 80 tahun, kulit keriput, rambutnya tipis dan pudar warnanya."
Dalam tulisan fiksi, ini dilakukan dengan memberi deskripsi tentang suatu keadaan atau karakter. Contoh: "Anak kecil itu pakainnya lusuh dan compang-camping. Melihatnya membuatku teringat wajah kakek berumur 80 tahun, kulit keriput, rambutnya tipis dan pudar warnanya."
§ Menulis dengan jujur. Jadilah diri
sendiri. Ini akan tercermin dari cara kita mengungkapkan pokok pikiran yang kita
yakini kebenarannya. Kejujuran yang terungkap dalam kesederhanaan menulis akan
menjadi kualitas tulisan itu sendiri. Maka kita akan terhindar dari keinginan
menulis berbunga-bunga dan mengada-ada dan tidak menambah arti atau kejelasan.
§ Menulis dengan bersemangat namun
penuh pengendalian diri. Ini sebuah paradoks. Bersemangat menyampaikan
apa yang kita inginkan agar diketahui pembaca. Mengendalikan diri untuk menulis
semua hal yang mungkin tidak berhubungan dengan pokok pikiran. Ini
paradoks dari menulis dengan semangat tak terkendali.
§ Membaca dan membaca. Kita harus
berbelanja dulu sebelum bisa menjual barang bagus. Ini hanya ungkapan bahwa
agar bisa menulis bagus, kita perlu membaca buku-buku bermutu sebagai perluasan
wawasan dan kemampuan apresiasi tentang tulisan yang bagus itu. Demikian,
selamat menulis dan semoga kita semua menjadi penulis berhasil. Yuhuuu!.
Komentar