KARYA ILMIAH
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PAI
MELALUI PENDEKATAN LEARNING COMMUNITY
GUNA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM
DISKUSI KELOMPOK, KELAS XI SMK NEGERI 1 LABUAN BAJO
TAHUN 2014
Oleh : Komarudin, S.Pd.I
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Salah satu upaya yang terus dilakukan pemerintah
untuk memperbaiki pendidikan bangsa hingga saat ini adalah melalui perbaikan
kurikulum. Secara historis perkembangan dan perubahan kurikulum di Indonesia sudah
mengalami sebelas kali perubahan, yang terakhir ini adalah kurikulum 2013. Namun
setiap perubahan kurikulum, tidak dibarengi oleh perubahan mindset dan cara
mengajar guru. Guru masih mengunakan pola serta cara lama dalam mendidik dan
mengajar peserta didiknya, padahal secara teoritis hakikat mengajar itu adalah
bimbingan kepada siswa untuk belajar. 1
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa yang aktif
adalah siswa yang mengalami kegiatan belajar. Sedangkan guru hanya membimbing,
menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa. Dengan pengertian
kesempatan untuk berbuat dan aktif berfikir lebih banyak diberikan kepada
siswa. Sehingga jika metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi kelompok
maka kegiatan diskusinya akan lebih hidup, karena peran dibatasi guru hanya
sebagai pembimbing sekaligus fasilitator.
Berangkat dari permasalahan dan teori tadi sehingga penulis merasa perlu
mengetengahkan karya ilmiah ini dengan judul, “Pembelajaran
Kontekstual PAI, Melalui Pendekatan
Learning Community, Guna Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Diskusi
Kelompok, Kelas XI SMK Negeri 1 Labuan Bajo”.
Pemilihan judul ini
dengan maksud menghadirkan persoalan-persoalan faktual dari dunia nyata ke dalam kelas atau dalam proses pembelajaran,
serta melibatkan secara aktif peserta didik untuk menanggapi, mengkritsi, dan
memecahkan persoalan faktual tersebut dalam diskusi kelompok.
2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari yang diangkat dari judul makalah di atas sebagai berikut :
1.
Apa pengertian pembelajaran kontekstual?
2.
|
3.
Apa strategi yang harus dilakukan, sehingga dapat
meningkatkan parsipati siswa dalam diskusi kelompok?
3.
Maksud dan Tujuan
Adapun
tujuan dan dari penulisan makalah ini, adalah
sebagai berikut :
1.
Mengukur
sejauh mana partisipasi siswa dalam diskusi kelompok, seperti menangapi,
mengkritisi, dan memecahkan permasalahan faktual yang ada pada tayangan media
pembelajaran yang telah didesain sedemikian rupa.
2.
Meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan persoalan faktual baik yang dihadapi
dirinya maupun dilinkungannya dimana ia berada.
B. LANDASAN TEORI
1.
Nama
Model Kreasi Pembelajaran
Model kreasi pembelajaran yang digunakan oleh penulis adalah; “Pembelajaran
Kontekstual, Melalui Pendekatan Learning
Community, Guna Meningkatkan Parsipasi Siswa Diskusi Kelompok”.
Pembelajaran kontekstual adalah merupakan suatu proses pendidikan
yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga
siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu konteks konteks lainnya. 2
Selain
itu pembelajaran kontekstual konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar
membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota dan masyarakat.
2.
Penerapan pembelajaran kontekstual
dalam pembalajaran PAI
Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan
dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja termasuk bidang studi PAI pada
sekolah umum, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Penerapan Pembelajaran
Kontekstual pada bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) cukup mudah. Secara
garis besar, langkahnya sebagai berikut ini :
-
- Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
- Ciptakan masyarakat belajar atau learning community.
- Hadirkan model (media faktual) yang erat kaitannya secara dengan tema bidang studi PAI sebagai contoh pembelajaran
- Lakukan refleksi di akhir pertemuan
- Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic) dengan berbagai cara
Sebagai upaya meningkatkan partisipasi
siswa dalam diskusi kelompok, salah satu pendekatan yang digunakan adalah
learning community (masyarakat belajar), learning community merupakan salah
satu komponen dari pembelajaran kontekstual, jika pendekatan ini digunakan
dalam pembelajaran PAI, maka prinsip
- Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
- Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
- Tukar pengalaman.
- Berbagi ide
C. DESAIN MEDIA
PEMBELAJARAN
1.
Ide
Dasar
Adapun ide
dasar dari pembuatan media pembelajaran ini diawali dengan tidak puasnya
suguhan media pembelajaran yang terdapat pada buku PAI siswa SMA/SMK kurikulum
2013, yang terkesan menoton dan tidak menarik karena bentuknya hanya dalam
ilustrasi wacana dan gambar yang tidak bergerak yang pada akhir membuat siswa
kurang aktif dalam melakukan diskusi, padahal begitu banyak film-film animasi, peristiwa-peristiwa
aktual dan masalah sosial yang ditayangkan melalui media seperti televisi yang
sangat cocok dan hampir mirip dengan tema yang diajarkan guru pada buku pembelajaran
PAI SMA/SMK kurikulum 2013.
2.
Proses
Pembuatannya
Adapun tahapan
– tahapan dalam pembuatan media pembelajarannya, sebagaimana berikut ini :
1)
Tentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan kepada siswa.
2)
Analisis tema pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa, tentunya
tema tersebut bersumber dari buku PAI SMA/SMK kurikulum 2013 yang terdapat
beberapa pilihan tema pembelajaran.
3)
Setelah menentukan tema pembelajaran, baru memilih atau mendownload media
yang cocok dan sesuai dari internet. Dan
tentunya tayangan peristiwa aktual dari pemberitaan media seperti televisi.
Misalnya tema pembelajaran yang diangkat penulis dalam lomba ICT 2014 ini adalah
“Hidup Nyaman Dengan Perilaku Jujur”, maka peristiwa aktual yang cocok adalah
peristiwa penangkapan para koruptor dll.
4)
Pemilihan software yang akan digunakan.
Pemilihan software tersebut dimaksud untuk mengelola
media yang telah dipilih, kemudian mendaur ulang media tersebut serta
mengelolahnya kembali sesuai kebutuhan materi yang akan diajarkan kepada siswa,
sehingga terciptanya pembelajaran yang interaktif antara siswa dan guru.
3.
Software
yang digunakan
Software atau
aplikasi yang digunakan penulis dalam pembuatan media pembelajaran pada makalah
ini, antara lain sebagai berikut :
a)
Aplikasi Microsoft Office Power Point 2007
Aplikasi ini digunakan agar presentasi materi atau
bahan yang akan diajarkan kepada siswa lebih mudah dan lebih menarik bagi siswa.
b)
Memadukan aplikasi Ulead Video Studio dengan aplikasi Corel Video Studio
Pro X4. Sebenarnya kedua aplikasi ini hampir sama fungsinya mengedit video
sesuai kebutuhan pembelajaran, hanya saja aplikasi Corel Video Studio Pro X4
merupakan pengembangan dari Ulead Video Studio.
c)
Aplikasi Wonder Share Quis Creator
Aplikasi ini sering disebut dengan master kuis
pendidikan, yang fungsinya untuk membuat soal – soal evaluasi pembelajaran,
yang jenisnya sebagai berikut, di antaranya :
a.
True/false. Pembuatan soal - soal pembelajaran dengan pilihan benar atau
salah.
b.
Multiple Choice. Pembuatan soal - soal pilihan ganda
c.
Multiple Respon. Pembuatan soal –soal yang pilihan jawabannya lebih dari
satu.
d.
Matching. Pembuatan soal – soal dengan menentukan pasangan jawaban yang
sesuai dan benar, dll.
4.
Kompetensi
Inti/Kompetensi Dasar
Adapun
Kompetensi Inti dan Kompetensi yang digunakan oleh penulis sebagai pijakan
dasar dalam pembuatan media pembelajaran pada makalah ini, sebagai berikut :
1)
Kompetensi Inti
KI-2 : “ Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, cintai damai, responsif, dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”
2)
Kompetensi Dasar
“Menunjukkan
perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S At Taubah : 119 dan hadist terkait”
5.
Indikator
Pembelajaran
Indikator
pembelajarannya, sebagai berikut :
a.
Menjelaskan pengertian jujur
b.
Menjelaskan keutamaan perilaku jujur
6.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa mampu menjelaskan pengertian jujur
2.
Siswa mampu menjelaskan keutamaan perilaku jujur
7.
Metode
Pembelajaran
Diskusi dalam bentuk learning community
8.
Langkah
– Langkah Pembelajaran
Berikut ini beberapa langkah pembelajaran pada
pembelajaran kontekstual yang dapat dijadikan prosedur dalam model learning
community.
1) Siswa melakukan curah gagasan terkait dengan masalah faktual
yang ada dalam tayangan video dalam kelompok.
2) Siswa mengembangkan gagasan tersebut dalam kelompok belajar yang
dalam berbagai bentuk sesuai dengan kepentingannya.
3) Siswa menentukan bentuk kelompok belajar yang dipilih dengan
memperhatikan berbagai keragamannya,
misalnya latar belakang suku, status sosial-ekonomi, serta agama dengan berbagai kekurangan dan kelebihan yang
mungkin mereka miliki.
4) Menyimpulkan hasil dari temuan individual menjadi pengetahuan
bersama.
9.
Skenario Pembelajaran
Skenario
pembelajaran pembelajaran jika menerapkan 5 M dalam pembelajaran kontekstual
melalui model learning community, sebagai berikut :
1)
Kegiatan Pendahuluan
Diawali
dengan memberi salam oleh guru, memeriksa kehadiran peserta didik dan
kebersihan kelas. Sebagai langkah apersepsi dan motivasi, guru memberikan
ilustrasi dan pertanyaan-pertanyaan (questioning) yang berkaitan
materi yang akan disampaikan, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
2)
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Peserta
didik mengamati video peristiwa faktual di suatu tempat. Dengan pengamatan ini
peserta didik dapat menemukan (inquiry) faktor-faktor
penyebab terjadinya peristiwa tertentu yang
terjadi disekitarnya.
b. Menanya
Dengan
tayangan video peserta didik diajak berpikir sehingga dapat memotivasi peserta
didik untuk menanggapi atau bertanya (questioning). Dengan kemampuan bertanya kritis dapat memperkaya kemampuan
materi yang dibahasnya.
c. Pengumpulan Data/Eksplorasi/Mencoba
Peserta
didik mengamati video, membaca buku teks/buku/referensi lain
yang relevan dengan materi pembelajaran, wawancara dengan narasumber (modelling). Dari kegiatan ini peserta
didik kemudian mendiskusikan (learning community) untuk memecahkan masalah.
d. Mengasosiasi
Peserta didik melakukan aktivitas kelompok (learning community) untuk menganalisis materi, kemudian menyimpulkan bersama-sama.
e.
Mengomunikasikan
Peserta didik menyusun laporan hasil kelompok dan
mempresentasikanya di depan kelas. Dalam
kegiatan ini peserta didik yang lain bertanya (questioning)
dengan harapan akan menemukan pengetahuan baru (inquiry) serta melakukan refleksi (reflection)
terhadap temuannya(individu/kelompok).
3)
Kegiatan Penutup
Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat
kesimpulan, melakukan refleksi(reflection). Guru memberikan tugas individu untuk mengetahui
sejauh mana materi yang diberikan dapat diterima sebagai bentuk penilaian
otentik (Authentic Assesment).
D. PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pendekatan kontektual merupakan salah
satu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
2.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis sadari
masih terdapat kekurangan disana-sani, tentunya masukan dari dewan juri
dan teman-teman yang mengikuti kegiatan ini sangat berarti bagi
penyempurnaannya.
Referensi
1.
Kementerian Pendidikan 2014, Buku PAI Pegangan Guru
Kurikulum 2013, Jakarta.
2.
Kementerian Pendidikan 2014, Buku PAI Pegangan Siswa
Kurikulum 2013, Jakarta.
3.
Rahcman Shaleh, Abdul. 2004, Madrasah Dan Pendidikan
Anak Bangsa. Bandung : Raja Grafindo Pustaka
4.
http://gakuseishinsetsu.wordpress.com/2010/01/06/model-pembelajaran-konstektual/
(diakses 15 Oktober 2014)
Komentar